Bisnis rumah makan atau kafe tidak pernah berhenti dan bahkan belakangan ini kian menjamur kafe-kafe atau rumah makan – rumah makan yang konsepnya unik dan beda dari yang pernah ada. Konsep unik ini mulai dari soal menu makanan, kemasan atau cara menyajikan, interior, arsitektur bangunan, aksesoris dan banyak hal lagi. Kompetisi antar pebisnis kuliner pun kian ketat dan satu sama lain terus berlomba menarik pengunjung termasuk lewat foto-foto menu yang mereka sebarkan di website dan akun-akun media sosial dari Facebook, Twitter, dan Instagram. Namun apapun konsepnya, ada 5 persiapan penting food photographer demi meningkatkan omzet.
- Seni menata subjek foto
Persiapan pertama tentunya objek / makanan yang akan dipotret. Sebagus atau sehebat apapun teknik fotografi yang dikuasai food photographer, jika makanannya tidak ditata, hasil fotonya tentu kurang baik dan tidak menarik.
Patut diperhatikan juga, kebersihan sekeliling makanan tersebut, dan juga keindahannya. Gunakan penghias seperti taplak, peralatan makan, dan dekorasi lain yang dapat melengkapi makanan. Hal ini juga dimaksudkan agar makanan yang difoto terlihat lebih rapi dan bersih, serta menambah daya tarik visual yang lebih tinggi.
Pilih latar belakang makanan untuk mendapatkan kesan yang lebih segar dan berwarna-warni.
- Atur Pencahayaan
Hindari over lighting! Karena, pencahayaan yang baik untuk food photography justru yang lembut, biasanya didapatkan dengan sumber cahaya yang berukuran besar, misalnya cahaya dari jendela di pagi atau sore hari.
Jika mengunakan lampu flash/studio, aksesoris seperti payung fotografi atau softbox harus ada. Arah pencahayaan juga harus diperhatikan, hindari mengarahkan cahaya dari depan, cobalah dari sisi kanan atau kiri sehingga bentuk dan detail dan tekstur dari makanan lebih terlihat.
3. Peralatan pendukung
Peralatan fotografi yang mendukung perlu disiapkan agar hasil fotonya maksimal dan terlihat professional. Peralatan tersebut antara lain tripod, lensa makro untuk menangkap detail makanan yang berukuran kecil, flash, dan papan reflektor untuk memantulkan cahaya untuk mengisi daerah bayangan.
4. Setting kamera
Bagi Anda yang pemula atau dasar pengetahuan fotografinya masih nol, gunakan ISO rendah seperti ISO 100, dan ditambah bantuan tripod. Jika tidak mengunakan tripod, ISO dinaikan sesuai dengan kondisi cahaya lingkungan. Namun jika mengandalkan cahaya matahari dari jendela, gunakan ISO 200, tapi seandainya hanya mengunakan cahaya lampu interior saja, ISO dinaikkan ke 800.
- Sudut pengambilan
Sudut pengambilan bisa membuat foto makanan menjadi lebih menggiurkan atau kalau salah mengambil sudut justru bisa merusak foto. Sudut pengambilan yang populer ada dua, yaitu high angle dan low angle.
Di sudut low angle, posisi kamera diletakkan sejajar atau hampir sejajar dengan makanan. Sudut low angle memberikan kesan kepada kita bahwa makanannya sangat dekat dan besar.
Di sudut high-angle, posisi kamera diletakkan tegak lurus di atas makanan. Sudut high angle efektif untuk makanan yang tidak memiliki sisi yang menonjol, seperti hidangan sayuran, pizza, dan sebagainya.
- Memotret sisi natural makanan
Tips lain untuk dilakukan oleh seorang photographer adalah dengan memotret sisi natural makanan, misalnya memotret makanan yang terlihat tumpah secara alami. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menarik perhatian orang yang melihat foto tersebut.
- Memilih peralatan makanan yang sederhana
Tips dalam meningkatkan Food Photography selanjutnya adalah dengan memilih peralatan makanan yang sederhana. Hal tersebut dapat membuat foto semakin terlihat natural dan apik.
Bisnis kuliner atau website bisnis restoran Anda butuh food photographer Jakarta Semarang Surabaya? Percayakan pembuatan food photography perusahaan Anda pada jasa fotografi dokumentasi professional di Sooca Commercial Photography, yang bisa dihubungi melalui kontak berikut: HP/WA 081901660223; Email : soocaphoto@gmail.com
Tags: #foodphotogrpherjakarta #foodphotographer #bisniskuliner #foodphotographersemarang #foodphotographersurabaya